KETERANGAN MAULID NABI DALM QURAN DAN HADIST
Oleh Lutfi Anas Syafii.
Rumah yang dikatakan tempat kelahiran nabi Muhammad s.a.w
Rabiul Awal adalah bulan bertabur pujian dan rasa syukur. Di bulan
ini, seribu empat ratus tahun silam, terlahir makhluk terindah yang
pernah diciptakan Allah SWT. Namanya Muhammad SAW. Kita patut memujinya,
karena tiada ciptaan yang lebih sempurna dari Baginda Nabi SAW. Berkat
beliau, seluruh semesta menjadi terang benderang. Kabut jahiliah
tersingkap berganti cahaya yang memancarkan kedamaian dan ilmu
pengetahuan. Karena itu kita wajib mensyukuri. Tiada nikmat yang lebih
berhak untuk disyukuri dari nikmat wujudnya sang kekasih, Muhammad SAW.
Walau masih ada segelintir muslimin yang alergi dengan peringatan
maulid Nabi SAW, antusiasme memperingati hari paling bersejarah itu tak
pernah surut. Di seluruh belahan bumi, umat Islam tetap semangat
menyambut hari kelahiran Nabi SAW dengan beragam kegiatan, seperti
sedekah, berdzikir, shalawat, bertafakkur, atau dengan menghelat
seminar-seminar ilmiah, bahkan Rasulullah telah mengawali mereka dan
memberikan contoh dengan berpuasa setiap hari kelahiran beliau yaitu
hari senin. Negara-negara muslim, kecuali Arab Saudi, menjadikan tarikh
12 Rabiul Awal sebagai hari libur nasional. Hari itu pun dijadikan
sebagai momen pertukaran tahni’ah (ucapan selamat) bagi sebagian
pemimpin negara-negara di Sumenanjung Arab.
Secara harfiah, maulid bermakna hari lahir. Belakangan istilah maulid
digunakan untuk sirah Nabi SAW, karena, seperti telah dimafhumi,
sejarah dimulai dengan kelahiran atau saat-saat jelang kelahiran. Sirah,
atau sejarah hidup Rasulullah SAW itu sangat perlu dibaca dan dikaji
karena penuh inspirasi dan bisa memantapkan iman. Allah SWT berfirman,
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ
“Dan semua kisah dari rasul-rasul kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu.. (Hud :120)”
Maulid Nabi Isa
Dalam Al-Quran banyak tercantum maulid para nabi. Allah SWT
mengisahkan Nabi Isa A.S. secara runtun: mulai kelahirannya, lalu diutus
sebagai rasul, hingga diangkat ke langit. Coba tengok surat Ali Imran
ayat 45 sampai 50. Di situ Allah SWT memulai kronologi kisah Nabi Isa
a.s. dengan firmanNya,
إِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ
إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى
ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَمِنَ
الْمُقَرَّبِينَ
“(ingatlah), ketika malaikat berkata: “Hai Maryam, seungguhnya Allah
menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan)
dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al masih Isa putera
Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk
orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),”
Dalam Surat Al Maidah ayat 110, Allah SWT lagi-lagi menegaskan sekali lagi siapa sosok Isa a.s., Allah SWT berfirman,
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ
اذْكُرْ نِعْمَتِي عَلَيْكَ وَعَلَى وَالِدَتِكَ إِذْ أَيَّدْتُكَ بِرُوحِ
الْقُدُسِ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلًا وَإِذْ عَلَّمْتُكَ
الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَإِذْ تَخْلُقُ
مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ بِإِذْنِي فَتَنْفُخُ فِيهَا فَتَكُونُ
طَيْرًا بِإِذْنِي وَتُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ بِإِذْنِي وَإِذْ
تُخْرِجُ الْمَوْتَى بِإِذْنِي وَإِذْ كَفَفْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَنْكَ
إِذْ جِئْتَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ
إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ
“(ingatlah), ketika Allah mengatakan: “Hai Isa putra Maryam, ingatlah
nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan dirimu
dengan Ruhul qudus. kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih
dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (Ingatlah) di waktu Aku mengajar
kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu
membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku,
Kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang
sebenarnya) dengan seizin-Ku. dan (Ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan
orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit
sopak dengan seizin-Ku, dan (Ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang
mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (Ingatlah) di
waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu)
di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang
nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: “Ini tidak lain
melainkan sihir yang nyata”.
Ayat-ayat di atas mengurai sirah nabi Isa a.s. mulai jelang
kelahirannya sampai diangkat ke langit. Sebuah data yang tak bisa
dibantah keontetikannya. Mengacu terminologi maulid sebagai sirah,
jalinan kisah di atas sah-sah saja bila diistilahkan sebagai Maulid Nabi
Isa a.s.
Maulid Nabi Yahya
Selain Nabi Isa a.s., Al-Quran juga mencatat “biografi” Nabi Zakaria
dan maulid Nabi Yahya Alaihimassalam. Dalam surat Maryam ayat 3 sampai
33, Allah mengisahkan perjalanan hidup Nabi Zakaria dan Nabi Yahya
dengan panjang lebar, dimulai dengan sebuah doa Nabiyullah Zakariya yang
penuh pengharapan.
قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي
وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
(4) وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي
عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا (5) يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ
آَلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
“Ia Berkata “Ya Tuhanku, Sesungguhnya tulangku telah lemah dan
kepalaku telah ditumbuhi uban, dan Aku belum pernah kecewa dalam berdoa
kepada Engkau, Ya Tuhanku. Dan Sesungguhnya Aku khawatir terhadap
mawaliku (pengganti) sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang
mandul, Maka anugerahilah Aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan
mewarisi Aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah
ia, Ya Tuhanku, sebagai seorang yang diridhai”.
Kemudian Allah menjawab permintaan rasul-Nya itu, sekaligus sebagai isyarat akan lahirnya sang “putra mahkota”, Nabi Yahya a.s.,
يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَى لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا
“Hai Zakaria, Sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu akan
(beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya kami belum
pernah menciptakan orang yang serupa dengannya.
Selanjutnya, dengan bahasa yang indah, Al-Quran mengisahkan sirah
Nabi Zakaria a.s. dan putranya, Yahya a.s.. Sama seperti perjalanan
hidup Nabiyullah Isa a.s., sirah Nabi Yahya bisa pula diistilahkan
sebagai Maulid Nabi Yahya karena, hakikatnya, maulid adalah sirah.
Begitu pun kisah Nabi Ibrohim, Nabi Ismail, Nabi Ishak, Nabi Ya’kub,
Nabi Yusuf, Nabi Musa dan lainnya.
Maulid Siti Maryam
Tak hanya para nabi. Al-Quran juga mendedah sejarah hidup sebagian
kaum shalihin. Salah satunya adalah Siti Maryam, sosok teladan bagi
wanita sepanjang masa. Kisah wanita mulia itu dibuka dengan sebuah nazar
yang diucapkan seorang ibu yang berhati tulus dalam surat Ali Imran
ayat 35 sampai 37.
إِذْ قَالَتِ امْرَأَةُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي
نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ
أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ )35( فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ
إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ
الذَّكَرُ كَالْأُنْثَى وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي
أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ )36(
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا
وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا
الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّى لَكِ
هَذَا قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ
يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ )37(
“(ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya
Aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba
yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah
(nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi
Maha Mengetahui”.
36. Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun berkata:
“Ya Tuhanku, Sesunguhnya Aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan
Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki
tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya Aku Telah menamai dia
Maryam dan Aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya
kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.”
37. Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang
baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan
Zakariya pemeliharanya. setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di
mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari
mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari
sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang
dikehendaki-Nya tanpa hisab.
Dan masih banyak lagi yang tidak bisa kami sertakani karena keterbatasan ruang namun
Dari ayat-ayat di atas bisa diambil kesimpulan bahwa sebenarnya
Maulid Nabi SAW, yang memuat sirah Rasulullah SAW, adalah semacam epigon
(pengikut) bagi Al-Quranul Karim yang memuat sirah-sirah para nabi dan
shalihin. Sebagai pemimpin para nabi, sudah sepatutnya sejarah Nabi
Muhammad dibukukan dan dibaca sesering mungkin. Pentingnya mengenang
perjalanan hidup Baginda Nabi SAW sangat dirasakan umat Islam pada
periode akhir-akhir ini, tatkala berbagai figur non muslim ditawarkan
oleh media-media secara gencar.
Hari Istimewa
Perlu diketahui, sejatinya Allah SWT juga menjadikan hari kelahiran
Nabi SAW sebagai momen istimewa. Fakta bahwa Rasul SAW terlahir dalam
keadaan sudah dikhitan (Almustadrak ala shahihain hadits no.4177) adalah
salah satu tengara. Fakta lainnya:
Pertama, perkataan Utsman bin Abil Ash Atstsaqafiy dari ibunya yang
pernah menjadi pembantu Aminah r.a. ibunda Nabi SAW. Ibu Utsman mengaku
bahwa tatkala Ibunda Nabi SAW mulai melahirkan, ia melihat bintang
bintang turun dari langit dan mendekat. Ia sangat takut bintang-bintang
itu akan jatuh menimpa dirinya, lalu ia melihat kilauan cahaya keluar
dari Ibunda Nabi SAW hingga membuat kamar dan rumah terang benderang
(Fathul Bari juz 6/583).
Kedua, Ketika Rasul SAW lahir ke muka bumi beliau langsung bersujud (Sirah Ibn Hisyam).
Ketiga, riwayat yang shahih dari Ibn Hibban dan Hakim yang
menyebutkan bahwa saat Ibunda Nabi SAW melahirkan Nabi SAW, beliau
melihat cahaya yang teramat terang hingga pandangannya bisa menembus
Istana-Istana Romawi (Fathul Bari juz 6/583).
Keempat, di malam kelahiran Rasul SAW itu, singgasana Kaisar Kisra
runtuh, dan 14 buah jendela besar di Istana Kisra ikut rontok.
Kelima, padamnya Api di negeri Persia yang semenjak 1000 tahun menyala tiada henti (Fathul Bari 6/583).
Kenapa peristiwa-peristiwa akbar itu dimunculkan Allah SWT tepat di
detik kelahiran Rasulullah SAW?. Tiada lain, Allah SWT hendak
mengabarkan seluruh alam bahwa pada detik itu telah lahir makhluk
terbaik yang pernah diciptakan oleh-Nya, dan Dia SWT mengagungkan momen
itu sebagaimana Dia SWT menebar salam sejahtera di saat kelahiran
nabi-nabi sebelumnya.
Hikmah maulid
Peringatan maulid nabi SAW sarat dengan hikmah dan manfaat. Di
antaranya: mengenang kembali kepribadian Rasulullah SAW, perjuangan
beliau yang penuh pelajaran untuk dipetik, dan misi yang diemban beliau
dari Allah SWT kepada alam semesta.
Para sahabat radhiallahu anhum kerap menceritakan pribadi Rasulullah
SAW dalam berbagai kesempatan. Salah satu misal, perkataan Sa’d bin Abi
Waqash radhiyallahu anhu, “Kami selalu mengingatkan anak-anak kami
tentang peperangan yang dilakukan Rasulullah SAW, sebagaimana kami
menuntun mereka menghafal satu surat dalam Al-Quran.”
Ungkapan ini menjelaskan bahwa para sahabat sering menceritakan apa
yang terjadi dalam perang Badar, Uhud dan lainnya, kepada anak-anak
mereka, termasuk peristiwa saat perang Khandaq dan Bai’atur Ridhwan.
Selain itu, dengan menghelat Maulid, umat Islam bisa berkumpul dan
saling menjalin silaturahim. Yang tadinya tidak kenal bisa jadi saling
kenal; yang tadinya jauh bisa menjadi dekat. Kita pun akan lebih
mengenal Nabi dengan membaca Maulid, dan tentunya, berkat beliau SAW,
kita juga akan lebih dekat kepada Allah SWT.
Sempat terbesit sebuah pertanyaan dalam benak, kenapa membaca sirah
baginda rasulullah mesti di bulan maulid saja? Kenapa tidak setiap hari,
setiap saat? Memang, sebagai tanda syukur kita sepatutnya mengenang
beliau SAW setiap saat. Akan tetapi, alangkah lebih afdhal apabila di
bulan maulid kita lebih intens membaca sejarah hidup beliau SAW seperti
halnya puasa Nabi SAW di hari Asyura’ sebagai tanda syukur atas
selamatnya Nabi Musa as, juga puasa Nabi SAW di hari senin sebagai hari
kelahirannya.
Nah, sudah saatnyalah mereka yang anti maulid lebih bersikap toleran.
Bila perlu, hendaknya bersedia bergabung untuk bersama-sama membaca
sirah Rasul SAW. Atau, minimal – sebagai muslim– hendaknya merasakan
gembira dengan datangnya bulan Rabiul Awal. Sudah sepantasnya di bulan
itui kita sediakan waktu untuk mengkaji lebih dalam sejarah hidup Rasul
SAW. Jangan lagi menggugat maulid.